Searching...
Sunday, August 10, 2014

AS: Serangan Udara di Irak Takkan Segera Berakhir

AP
Gedung Putih
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama belum memberikan batas waktu terkait penyerangan udara di wilayah utara Irak yang menjadi basis Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah. Pernyataan ini disampaikan di tengah kekhawatiran bahwa AS akan kembali terseret ke dalam konflik di Irak.

"Presiden tidak memberikan batas waktu pasti," kata Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest kepada para wartawan, Jumat (8/8/2014).

Serangan udara itu, yang merupakan keterlibatan AS paling signifikan di Irak sejak mundur pada 2011, terjadi sehari setelah Obama menyetujui penggunaan senjata untuk mencegah genosida di Irak.

Pada Jumat pukul 10.45 GMT atau 17.45 WIB, dua pesawat jet jenis F/A-18 menjatuhkan beberapa bom berpemandu laser seberat 250 kilogram yang menghancurkan dua mobil artileri milik ISIS di dekat kota Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi.

"AS menyerang posisi pejuang ISIS yang menembaki pasukan Kurdi yang mempertahankan Arbil, tempat personel AS ditempatkan," kata juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby.

Serangan yang digelar pada pukul 10.45 GMT atau sekitar pukul 17.45 WIB itu mengincar pergerakan pasukan ISIS yang menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah.

Sebelum melakukan serangan udara, AS terlebih dahulu menjatuhkan ribuan galon air bersih dan 8.000 paket makanan untuk warga etnis Yazidi yang bersembunyi di pegunungan tanpa perbekalan yang memadai.

Obama, yang menentang invasi AS ke Irak pada 2003 dan bersumpah tak akan mengirim lagi pasukan darat ke negeri itu, pada Kamis (7/8/2014), mengizinkan aksi militer terbatas untuk mencegah genosida setelah ribuan warga etnis minoritas Yazidi mengungsi menghindari buruan ISIS.
Penulis: Hindra Liauw
Editor: Hindra Liauw
Sumber: AFP

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to top!